rss
twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Selasa, 29 Maret 2011

KOMPLIKASI DIABETES MELITUS


jadi diabetes melitus bisa dibagi menjadi dua. Kronik dan akut. kronik komplikasi dari diabetes melitus. Komplikasi kroniknya dibagi dua mikrovaskular dan makrovaskular. Contoh mikrovaskular, retinophati nefrophati neurophati. Contoh makrovaskular jantung koroner, cerebrovaskular disease, peripheral vaskular disease. Akut komplikasinya terbagi dua. Yaitu hiperglikemia dan hipoglikemia.

MIKROVASKULAR complication

Diabetic Retinopathi

naiknya glukosa menyebabkan naiknya poliol pathway flux merupakan jalur dari aldose reduktase atau terbentuknya sorbitol. Seperti yang kita ingat metabolisme karbohidrat kemarin yang kita tahu bahwa glukosa akan diubah menjadi sorbitol oleh aldose reduktase. Harusnya disini kan sorbitol diubah menjadi fruktosa oleh enzim sorbitol dehidrogenase tapi karena glukosanya banyak maka sorbitol yang terbentuk banyak. Akhirnya tidak semua sorbitol diubah menjadi fruktosa akibatnya terjadi penumpukan sorbitol di sel. Ini dapat menyebabkan makular edema dan iskemik dari retina. Makular itu merupakan titik jatuhnya cahaya. Jadi ketika makularnya bengkak maka dapat menimbulkan penglihatan kabur yang dapat menimbulkan kebutaan. Yang lebih parah dari retina iskemik. Teman-teman masi ingat iskemik kan? Baguslah kalo ingat. Karena retina iskemik ini akan membentuk vaskular baru (neovaskularisasi) akhirnya dapat menyebabkan kebutaan. Yang lebih parah adalah retinanya lepas.

Diabetic Nefropathi

biasanya pasien yang nefrophati juga mengalami retinophati ada beberapa tahap diabetes nefrophati diantaranya adalah
hiperfiltration
mikroalbuminuria
over proteinuria
decline GFR
end stage of renal failure

hipertensi biasanya berimbang dengan mikroalbuminuria. Jadi secara bahasa sehari-harinya gula darah meningkat menyebabkan hiperglikemia nah hiperglikemia ini akan menyebabkan vasodilatasi ginjal dan protein glikasi. Protein glikasi maksudnya protein yang mengikat gula menyebabkan kerusakan pada glomerulus. Kalo vasodilatasi oleh renal mengakibatkan menaiknya filtrasi dari glomerulus maka hiperfiltration. Dan ekskresi protein meningkat, protein banyak diekskresi ini menyebabkan mikroalbuminuria dan terjadi kerusakan glomerulus terjadi nefrophati.

Diabetic neuropathi

perkembangan neurophati seiring dengan durasi diabetes dan kontrol glikemik baik syaraf yang bermyelin dan tidak bermyelin akan rusak.
Tahapan-tahapannya yang pertama
1.      intraneural biochemical abnormalitis
terjadi karen akumulasi sorbitol dan deplet dari myoinositol.
2.      Impairement of electro physiological meassurement
penurunan kecepatan konduksi syaraf dan asimptomatik.

3.      clinical neurophaty
dideteksi dengan metode klinik dan mungkin simptomatik.
4.      End stage complication
ulceration and charcot neurophaty
dari empat stage diatas, stage yang pertama dan kedua masih mungkin untuk sembuh tapi mulai stage yang ketiga sudah tidak bisa dipulihkan. Misalnya pasien sudah merasakan kebas.

Autonomic Neurophaty

gangguan cardiovaskular, muskular sistem, gastroforesis, bladder empting,, sering berkeringat, takikardi, dan lapar.


MACROVASKULAR complication

ditandai dengan aterosklerosis, Miokard dan lower extremities. Aterotrombosis merupakan yang paling sering pada komplikasi dari makrovaskular. Aterotrombosis dapat menyebabkan miocardial infark, iskemik stroke, amputasi, dan kematian pembuluh darah.

Makrovaskular disease pada diabetes melitus.
Intinya karena adanya insulin resisten maka menyebabkan pasien menderita diabetes tipe 2, vaskular disease. Hipotesis adanya insulin resisten dan hiperinsulinemia karena ada faktor genetik maupun lingkungan merupakan pusat dari pengembangan penyakit :
-glukosa intolerance
-hipertensi
-dislipidemia
-koagulopathy 



diabetic foot disease

sindromnya dia itu peripheral neuropathy peripheral vaskular disease, infeksi jaringan. Merupakan faktor resiko untuk kaki ulcer atau amputasi. Terjadi pada laki-laki, karena laki-laki lebih sering beraktifitas daripada perempuan.